RESUME
KASUS ANEMIA PADA IBU HAMIL
NAMA: JELITA SOMBO
NIM: B14.012
SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN
LAKIPADADA
PROGRAM STUDI DIII KEBIDANAN
TANA TORAJA
2016
LAPORAN PENDAHULUAN
ANEMIA PADA IBU HAMIL
A. Pengertian
Anemia Dalam Kehamilan
Anemia dalam kehamilan ialah kondisi
ibu dengan kadar Hb < 11,00 gr% Pada trimester I dan III atau kadar Hb <
10,50 gr% pada trimester II. Karena ada perbedaan dengan kondisi wanita tidak
hamil karena hemodilusi terutama terjadi pada trimester II (Sarwono P,
2002).Anemia pada wanita hamil jika kadar hemoglobin atau darah merahnya kurang
dari 10,00 gr%. Penyakit ini disebut anemia berat. Jika hemoglobin < 6,00
gr% disebut anemia gravis. Jumlah hemoglobin wanita hamil adalah 12,00-15,00
gr% dan hematokrit adalah 35,00-45,00% (Mellyna, 2005).
Anemia hamil disebut ” potential
danger to matter and child (potensial membahayangkan ibu dan anak) ”, karena
itulah anemia memerlukan perhatian khusus dari semua pihak yang terkait dalam
pelayanan kesehatan pada lini terdepan.Baik di negara maju maupun di negara
berkembang, seseorang disebut menderita anemia bila kadar Hemoglobin (Hb)
kurang dari 10 gr %, disebut anemia berat atau bila kurang dari 6 gr %, disebut
anemia gravis.Wanita tidak hamil mempunyai nilai normal hemoglobin 12 – 15 gr %
dan hematokrit 35-54 %, angka – angka tersebut juga berlaku untuk wanita hamil,
terutama wanita yang mendapat pengawasan selama hamil. Oleh karena itu,
pemeriksaan hematokrit dan hemogloblin harus menjadi pemeriksaan darah rutin
selama pengawasan antenatal. Sebaiknya pemerintahan dilakukan setiap 3 bulan
atau paling sedikit 1 kali pada pemeriksaan pertama atau pada triwulan pertama
dan sekali lagi pada triwulan akhir.
B. Tanda
Dan Gejala Anemia Pada Ibu Hamil
- Ibu mengeluh cepat lelah, Sering pusing, Mata berkunang-kunang,
- Nafsu makan turun (anoreksia), mual, muntah
- Konsentrasi hilang,
- Nafas pendek (pada anemia parah)
- Keluhan mual muntah lebih hebat pada hamil muda.
- Keletihan, malaise, atau mudah megantuk
- Pusing atau kelemahan
- Sakit kepala
- Lesi pada mulut dan lidah
- Kulit pucat
- Mukosa membrane atau kunjung tiva pucat
- Dasar kuku pucat
- Takikardi
- perubahan jaringan epitel kuku, gangguan sistem neurumuskular
- disphagia dan pembesaran kelenjar limpa.
C.
Etiologi Anemia Dalam Kehamilan
Penyebab anemia pada umumnya adalah sebagai berikut :
- Kurang gizi (malnutrisi) seperti zat besi, asam folat, dan B12
- Kemampuan perombakan sel darah merah yang terlalu cepat
- Malabsorpsi
- Kehilangan darah banyak seperti persalinan yang lalu, haid dan lain-lain
- Penyakit-penyakit kronik seperti TBC paru, cacing usus, malaria.
D. Patofisiologi
Anemia Dalam Kehamilan
Riwayat alamiah penyakit merupakan
gambaran tentang perjalanan perkembangan penyakit pada individu dimulai sejak
terjadinya paparan dengan agen penyebab sampai terjadinya kesembuhan atau
kematian tanpa terinterupsi oleh suatu intervensi preventif maupun terapeutik
(CDC, 2010 dikutip Murti, 2010). Hal ini diawali dengan terjadinya interaksi
antara host, agent, dan lingkungan. Perjalanan penyakit dimulai dengan terpaparnya
host yang rentan (fase suseptibel) oleh agen penyebab. Sumber penyakit (agens)
pada anemia ibu hamil diantaranya dapat berupa unsur gizi dan faktor
fisiologis. Pada saat hamil, ibu sebagai penjamu (host).
Dari faktor faal atau fisiologis,
kehamilan menyebabkan terjadinya peningkatan volume plasma sekitar 30%,
eritrosit meningkat sebesar 18% dan hemoglobin bertambah 19%. Peningkatan
tersebut terjadi mulai minggu ke-10 kehamilan. Berdasarkan hal tersebut dapat
dilihat bahwa bertambahnya volume plasma lebih besar daripada sel darah
(hipervolemia) sehingga terjadi pengenceran darah. Hemoglobin menurun pada
pertengahan kehamilan dan meningkat kembali pada akhir kehamilan.
Namun, pada trimester 3 zat besi
dibutuhkan janin untuk pertumbuhan dan perkembangan janin serta persediaan
setelah lahir. Hal inilah yang menyebabkan ibu hamil lebih mudah terpapar oleh
agen sehingga berisiko terjadinya anemia. Sedangkan, dari unsur gizi ibu hamil
dihubungkan dengan kebutuhan akan zat besi (Fe), asam folat, dan vitamin B12.
Keluhan mual muntah pada ibu hamil trimester 1 dapat mengurangi ketersediaan
zat besi pada tubuh ibu hamil. Dan kebutuhan zat besi pada ibu hamil trimester
3 untuk pertumbuhan dan perkembangan janin juga membuat kebutuhan zat besi pada
ibu hamil semakin besar. Padahal, zat besi dibutuh
E. Klasifikasi
Anemia dalam kehamilan dapat dibagi sebagai berikut :
Anemia dalam kehamilan dapat dibagi sebagai berikut :
1.
Anemia
defisiensi besi (62,3%)
2.
Anemia
megaloblastik( 29,0%)
3.
Anemia Hipoblastik ( 8, 0%)
4.
Anemia
hemolitik
F. Gejala
Klinis
Gejala
anemia pada kehamilan yaitu ibu mengeluh cepat lelah, sering pusing, mata
berkunang – kunang, malaise, lidah luka, nafsu makan turun( anoreksia),
konsentrasi hilang, nafas pendek,( pada anemia parah), dan keluhan mual muntah
pada hamil muda, palpitasi.
G. Pemeriksaan
Fisik
Inspeksi
: konjungtiva, wajah pucat.
Palpasi : turgor kulit, capillary refill, pembesaran kelenjar limfa, tinggi fundus uteri, kontraksi uterus.
Auskultasi : auskultasi DJJ dan denyut jantung ibu
Palpasi : turgor kulit, capillary refill, pembesaran kelenjar limfa, tinggi fundus uteri, kontraksi uterus.
Auskultasi : auskultasi DJJ dan denyut jantung ibu
H. Pemeriksaan
Diagnostik.
Pada pemeriksaan laboratorium ditemui :
1) Pemeriksaan Hb Sahli, kadar Hb < 10 mg/%
2) Kadar Ht menurun ( normal 37% - 41% )
3) Peningkatan bilirubin total ( pada anemia hemolitik )
4) Terlihat retikulositosis dan sferositosis pada apusan darah tepi
5) Terdapat pansitopenia, sumsum tulang kosong diganti lemak
Pada pemeriksaan laboratorium ditemui :
1) Pemeriksaan Hb Sahli, kadar Hb < 10 mg/%
2) Kadar Ht menurun ( normal 37% - 41% )
3) Peningkatan bilirubin total ( pada anemia hemolitik )
4) Terlihat retikulositosis dan sferositosis pada apusan darah tepi
5) Terdapat pansitopenia, sumsum tulang kosong diganti lemak
I. Penatalaksanaan
Anemia Pada Ibu Hamil
1) Anemia
defisiensi Zat Besi
Penatalaksaan :
- Skrining rutin
a Pada
kunjungan awal, tanyakan tentang riwayat anemia atau masalah pembekuan darah
sebelumnya.
b Minta
hitung darah lengkap pada kunjungaan awal.
c Diskusikan
pentingnya mengonsumsi vitamin prenatal (disertai zat besi).
d Periksa
ulang Ht pada 28 minggu kehamilan.
2.
Terapi anemia:
o Terapi
oral ialah dengan pemberian : fero sulfat, fero gluconat, atau Na-fero
bisitrat.
o Bila
Hb <10 g/dl dan Ht <30%, lakukan tindakan berikut:
1)
Berikan konseling gizi.
(1) Tinjau diet pasien.
(2) Diskusikan
sumber-sumber zat besi dalam diet.
(3) Berikan kepada
pasien selebaran mengenai makanan tinggi zat besi.
(4) Rujuk ke ahli gizi.
2)
Sarankan suplemen zat besi sebagai
tambahan vitamin paranatal. Kebutuhan zat besi saat kehamilan adalah 60 mg
unsure zat besi.
1 Tablet
zat besi time-release merupaka pilihan terbaik, namun lebih mahal.
Setiap sediaan garam zat besi standar sudah mencukupi kebutuhan zat besi.
2 Minum
1-3 tablet per hari dalam dosis yang terbagi.
3 Zat besi diabsorbsi lebih baik pada keadaan
lambung kosong. Minum 1 jam sebelum makan atau 2 jam sesudahnya.
4 Vitamin
C membantu absorbs zat besi. Minum zat besi disertai jus yang tinggi vitamin C
atau tablet vitamin C.
5 Antasid
dan produk susu dapat mengganggu absorbsi zat besi
6 Lebih
baik mengkonsumsi zat besi bersama antasid atau makanan daripada tidak
mengkonsumsi sama sekali.
3)
Bila Hb <9 g/dl dan Ht <27%
pertimbangkan anemia megaloblastik. Kelola pasien ini menurut panduan terapi
anemia.
1 Bila
kadar Hb <9 g/dl dan Ht ≤27% saat mulai persalinan, pertimbangkan pemberian
cairan IV atau heparin lock saat persalinan.
2 Pemberian
preparat 60 mg/hari dapat menaikkan kadar Hb sebanyak 1 g%/bulan. Efek samping
pada traktus gastrointestinal relatif kecil pada pemberian preparat Na-fero
bisitrat dibandingkan dengan ferosulfat.
3 Kini program nasional mengajukan kombinasi 60
mg besi dan 50µg asam folat untuk profilaksis anemia.
4 Pemberian
preparat parenteral yaitu dengan ferum dextran sebanyak 1000 mg (20 ml)
intravena atau 2 x 10 ml/im pada gluteus, dapat meningkatkan Hb relatif lebih
cepat yaitu 2 g%. Pemberian parenteral ini mempunyai indikasi : intoleransi
besi pada gastrointestinal, anemia yang berat, dan kepatuhan yang buruk. Efek
samping utama ialah reaksi alergi, untuk mengetahuinya dapat diberikan dosis
0,5 cc/im dan bila tak ada reaksi, dapat diberikan seluruh dosis.
2) Anemia
Megaloblastik.
Penatalaksanaan
- Suplemen
1 Vitamin
prenatal yang mengandung asam folat dan zat besi
2 Satu
sampai dua milligram asam folat per hari untuk memperbaiki defisiens asam
folat.
3 Suplemen
zat besi, dengan pertimbangan bahwa anemia megaloblastik jarang terjadi tanpa
anemia defisiensi zat besi.
1.
Konseling gizi
1 Kaji
diet pasien
2 Rekomendasikan
sumber-sumber asam folat dalam diet
3 Rujuk
ke ahli gizi
2.
Hitung darah lengkap
- Ulangi hitung darah lengkap dalam 1 bulan.
- Perhatikan adanya peningkatan hitung retikulosit sebesar 3-4% dalam 2-3 minggu, dan sedikit peningkatan pada hitung Hb dan Ht.
- Anemia hemolitik didapat (acquired hemolytic anemia)
Penatalaksanaan
- Skrining: Pasien keturunan Afrika-Amerika yang mengalami anemia atau kerap mengalami infeksi saluran kemih (ISK) berulang harus menjalani skrining G6PD.
- Terapi
1 Resepkan
1 mg asam folat setiap hari.
2 Berikan
daftar obat-obatan yang perlu dihindari.
3 Bila
pasien hamil, lakukan kultur dan sensitivitas (culture and sensitivity,
C&S) urine bulanan.
4 Konsultasikan
dengan dokter bila pasien dalam keadaan krisis atau mengalami anemia berat.
3) Anemia:
Pernisiosa
Penatalaksanaan
- Kaji diet pasien terhadap produk hewani. Bila asupan dietnya kurang sumber-sumber vitamin B12 berikan konseling gizi.
- Berikan 1 cc (1000 ng) vitamin B12 parenteral per IM setiap bulan.
- Tawarkan rujukan ke ahli gizi.
- Ulangi hitung sel darah lengkap dalam 1 bulan.
1) Kondisinya membaik bila
a Morfologi
normal
b Kadar
Ht meningkat
2) Bila tidak ada perubahan,
konsultasikan ke dokter.
4) Anemia
Sel Sabit
Penatalaksanaan
1
Programkan skrining sel sabit pada
semua pasien Afrika-Amerika:
o Bila
uji negatif, kedua gen normal dan tidak ada masalah.
o Bila
uji positif, minta pemeriksaan elektroforesis hemoglobin.
o Bila
gen homozigot,pasien dianggap beresiko tinggi dan harus dirujuk ke dokter.
o Bila
gen heterozigot, pasien dianggap beresiko rendah dapat dikelola secara normal
selama kehamilan dan persalinan.
2
Pertimbangkan kultur dan
sensitivitas urine bulanan karena peningkatan resiko ISK selama kehamilan.
3
Beri konseling kepada pasien:
- Jelaskan kepada pasien mengenai sifat sel sabit yang dibawanya.
- Sarankan pemeriksaan ayah bayi. Bila gen ayah juga heterozigot, ada kemungkinan bayinya menderita penyakit ini.
- Rujuk pasien untuk konseling genetik bila perlu.
RESUME
KEBIDANAN
A. Identitas
Nama
klien :
Ny. Y /Tn. R
Umur
:22 tahun /24 tahun
Suku :Sunda
/sunda
Alamat
:jln.sadang serang
Agama
: Islam /slam
Pendidikan
:
SMA /SMA
Pekerjaan
:
IRT /Buruh
Diagnosa
Medis : Anemia Berat
Tgl
masuk :26 juli 2016
Tgl
pengkajian : 26 juli 2016
B. Keluhan
utama
Ibu
mengatakan pusing dan lemas
C. Riwayat
penyakit terdahulu
Klien
tidak pernah menderita penyakit jantung, hipertensi, hepatitis, DM,anemia
HIV/AIDS, campak malaria, TBC gangguan mental dan tidak pernah dioprasi.
Riwayat kehamilan ini
D.
Riwayat Kehamilan
Kehamilan yang pertama
Usia
kehamilan 20 minggu.
E.
Riwayat Kesehatan
Keadaan
umum ibu : Lemas dan pusing
Kesadaran
: Composmetis
Keadaan
emosional :
Stabil/baik
Tanda-tanda
vital
Tekanan
darah : 90/60 mmHg
Denyut
nadi
: 86 x/menit
Pernafasan
: 16 x/menit
Suhu
tubuh
: 36,8oC
Tinggi
nadan
:
151 cm
BB
sebelum hamil : 42
kg
BB
sekarang :
45 kg
Lila
: 21 cm
F.
Pemeriksaan fisik
Kepala
Bentuk
normal, kebersihan baik, rambut hitam, lurus dan panjang
Mata
warna
konjungtiva pucat, sclera warna putih
Telinga
Bentuk
normal, pendengaran baik
Leher
Tidak
ada pembesaran kelenjar tiroid, tidak ada pembengkakan kelenjar limfe dan tidak
ada pelebaran vena jugularis
Toraks
Tidak
di temui bunyi nafas tambahan
Abdomen
Terdapat
srtiae lipide, dan ada linea nigra.
Ekstremitas
Tidak
ada oedema
Genetalia
Tidak
ada oedema dan tidak ada varises dan tidak ada tanda cedwek
G. Pemeriksaan
laboratorium
Darah
:
Hb sahli : 6,8 gr %
Urine
: protein : tidak dilakukan pemeriksaam
Reduksi : Tidak dilakukan pemeriksaan
I. Assesment
Diagnosa : G1P0A0,
gravidarum 21 mg, dengan anemia berat
Dasar :
Hb : 6,8 gr %
KU ibu lemah, lemas Konjungtiva : pucat dan telapak tangan
pucat.
Kebutuhan
: Pemberian tablet Fe 90 tablet selama masa kehamilan
Kolaborasi
dengan dokter
Konseling lebih lanjut
II.
Planning
Ø
Memberikan penerangan tentang hasil
pemeriksaan kehamilan bahwa kehamilan ibu berumur 21 minggu dengan anemia berat
à ibu mengerti tentang kondisi kehamilannya.
Ø
Memberikan obat Fe 1 x 1, Vit C 1 x
1, Kik 1 x 1 dan memberitahu ibu cara meminum Fe yaitu diminum dengan
menggunakan air putih dan diminum sebelum tidur agar tidak menimbulkan mual à ibu berjanji
minum obat yang diberikan.
Memberitahu
ibu tentang tanda bahaya kehamilan yaitu :
a
Perdarahan pervaginam
b
Sakit kepala lebih dari biasa
c
Gangguan pengelihatan
d
Pembengkakan pada wajah dan tangan
e
Nyeri abdomen.
f
Janin tidak bergerak sebanyak
biasanya
Memberi imunisasi TT2
0,5cc
Ø Menganjurkan
ibu untuk mengkonsumsi makanan bergizi dan menu seimbang seperti : nasi,
sayuran, lauk pauk, buah dan susu à
ibu akan mengkonsumsi makanan bergizi dalam menu seimbang.
Ø Menganjurkan
ibu untuk banyak istirahat dan tidak melakukan aktivitas fisik yang berlebihan à ibu akan
beristirahat dan tidak melakukan aktifitas fisik yang berlebihan.
Ø Merencanakan
kunjungan berikutnya yaitu tujuh hari berikutnya tanggal 5 Agustus 2016 à ibu berjanji
akan datang tanggal 5 Agustus 2016
PERAN BIDAN SEBAGAI EDUKATOR,
ADVOKATOR, MOTIFATOR, DAN FASILITATOR DALAM KASUS ANEMIA PADA IBU HAMIL
Peran Bidan Sebagai Edukator
Kehamilan adalah masa dimana terdapat janin didalam rahim seorang wanita tindakan yang dapat dilakukan oleh bidan adalah sebagai berikut:
a
Memberikan konseling kepada ibu
tentang pola istirahat yang baik agar ibu tidak mengalami Anemia
b
Memberikan nutrition education
berupa asupan bahan makanan yang tinggi Fe dan konsumsi tablet besi atau tablet
tambah darah selama 90 hari.
c
Selain itu, bidan juga
dapat berperan sebagai konselor atau sebagai sumber berkonsultasi bagi ibu
hamil mengenai cara mencegah anemia pada kehamilan.
d
Memberitahu
pada ibu tentang tanda-tanda bahaya kehamilan.
e
Memberitahu ibu tentang keluhan yang
umumnya terjadi saat hamil dan cara mengatasinya.
f
Memberitahu
ibu tentang perubahan tubuh selama proses kehamilan.
g
Memberitahu ibu tentang pentingnya menjaga personal higene.
h
Mengajarkan pada ibu senam hamil.
i
Selain itu, bidan juga
dapat berperan sebagai konselor atau sebagai sumber berkonsultasi bagi ibu
hamil mengenai cara mencegah anemia pada kehamilan
Peran BidanSebagaiAdvokator
1 Mengambil peran
sebagai ujung tombak dalam bidang kesehatan, sosial dan ekonomi rumah tangga
sehingga dapat meningkatkan mutu sumber daya manusia,yaitu dalam
rangka hidup sehat dan sejahtera.
2 Memberikan pengetahuan tentang tanda tanda anemia
pada ibu hamil
3 menjadwalkan
waktu untuk melaksanankan pemeriksaan ibu hamil
4 Mengadakan
sebuah penyuluhan tentang pentingnya untuk memeriksakan kehamilan
5 Memberikan
dukungan kepada ibu hamil untuk terus memperhatiakan pola makan dan pola
istirahat serta menjaga kebersihan lingkungannya.
Peran Bidan
Sebagai Fasilitator
1. Memberikan asuhan dan tindakan
pemeriksaan, pendidikan kesehatan dan segala bentuk pelayanan kebidanan tentang
ibu hamil.
2.
Mengaktifkan kader dan posyandu
balita atau pembentukan posyandu (jika belum ada) sebagai tenaga, sarana dan
tempat dalam mempromosikan kesehatan.
3.
Memberikan bimbingan yang khusus kepada para petugas
kesehatan untuk dapat bekerja sama dalam pencapaian sebuah target hidup sehat
dan sejahtera.
4.
Memberikan
pengarahan dan motivasi kepada ibu hamil dan keluarganya supaya tidak berlanjut
pada komplikasi yang tidak diinginkan pada ibu dan janin.
5.
Mendorong anggota masyarakat untuk
mampu mengungkapkan pendapatnya dan berdialog dengan sesama anggota masyarakat,
tokoh/ pemuka masyarakat, petugas kesehatan, serta unsur masyarakat lain.
6.
Bertanggung jawab serta dapat
memecahkan setiap permasalahan yang ada di wilayahnya secara musyawarah
bersama.
7. Sebagai bidan setiap bulan melakukan pertemuan
dengan kader dan tokoh masyarakat lainnya serta menjadi menjadi sebuah
penghubung antara masyarakat dengan sarana pelayanan kesehatan.
Peran Bidan Sebagai
Motivator
1
Memotivasi
kader untuk dapat membantu mendeteksi adanya anemia pada ibu hamil di
wilayahnya.
2 Memotivasi
ibu hamil untuk memeriksakan kehamilannya secara rutin di tempat pelayanan
kesehatan terdekat.
3 Memotivasi
keluarga ibu hamil untuk selalu mendukung perawatan yang dilakukan pada ibu
hamil untuk mencegah terjadinya anemia.
4 Memberikan motifasi dan memberikan
pengetahuan tentang apa anemia itu dan apa dampak atau pengaruhnya terhadap ibu
dan janin.
5 Memotivasi ibu untuk banyak memakan
makanan yg banyak mengandung zat besi seperti telur, susu, hati, ikan, daging,
kacang-kacangan, sayuran berwarna hijau, dan buah-buahan.
6 Memberikan asuhan kebidanan kepada klien selama kehamilan
normal
7 Memberikan asuhan kebidanan kepada klien dalam masa
persalinan dengan melibatkan klien/keluargaMengkaji kebutuhan asuhan kebidanan
pada klien dalam masa persalinan.
buat tampilan website bisnis anda lebih menarik dengan jasa pembuatan website Jakarta
BalasHapus