Senin, 22 Agustus 2016

promosi kesehatan kasus anemia pada kehamilan



RESUME

KASUS ANEMIA PADA IBU HAMIL


 









NAMA: JELITA SOMBO
NIM: B14.012


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN LAKIPADADA
PROGRAM STUDI DIII KEBIDANAN
TANA TORAJA
2016




LAPORAN PENDAHULUAN
ANEMIA PADA IBU HAMIL

A.   Pengertian Anemia  Dalam Kehamilan
Anemia dalam kehamilan ialah kondisi ibu dengan kadar Hb < 11,00 gr% Pada trimester I dan III atau kadar Hb < 10,50 gr% pada trimester II. Karena ada perbedaan dengan kondisi wanita tidak hamil karena hemodilusi terutama terjadi pada trimester II (Sarwono P, 2002).Anemia pada wanita hamil jika kadar hemoglobin atau darah merahnya kurang dari 10,00 gr%. Penyakit ini disebut anemia berat. Jika hemoglobin < 6,00 gr% disebut anemia gravis. Jumlah hemoglobin wanita hamil adalah 12,00-15,00 gr% dan hematokrit adalah 35,00-45,00% (Mellyna, 2005).
Anemia hamil disebut ” potential danger to matter and child (potensial membahayangkan ibu dan anak) ”, karena itulah anemia memerlukan perhatian khusus dari semua pihak yang terkait dalam pelayanan kesehatan pada lini terdepan.Baik di negara maju maupun di negara berkembang, seseorang disebut menderita anemia bila kadar Hemoglobin (Hb) kurang dari 10 gr %, disebut anemia berat atau bila kurang dari 6 gr %, disebut anemia gravis.Wanita tidak hamil mempunyai nilai normal hemoglobin 12 – 15 gr % dan hematokrit 35-54 %, angka – angka tersebut juga berlaku untuk wanita hamil, terutama wanita yang mendapat pengawasan selama hamil. Oleh karena itu, pemeriksaan hematokrit dan hemogloblin harus menjadi pemeriksaan darah rutin selama pengawasan antenatal. Sebaiknya pemerintahan dilakukan setiap 3 bulan atau paling sedikit 1 kali pada pemeriksaan pertama atau pada triwulan pertama dan sekali lagi pada triwulan akhir.
B.   Tanda Dan Gejala Anemia Pada Ibu Hamil
    1. Ibu mengeluh cepat lelah, Sering pusing, Mata berkunang-kunang,
    2. Nafsu makan turun (anoreksia), mual, muntah
    3. Konsentrasi hilang,
    4. Nafas pendek (pada anemia parah)
    5. Keluhan mual muntah lebih hebat pada hamil muda.
    6. Keletihan,  malaise, atau mudah megantuk
    7. Pusing atau kelemahan
    8. Sakit kepala
    9. Lesi pada mulut dan lidah
    10. Kulit pucat
    11. Mukosa membrane atau kunjung tiva pucat
    12. Dasar kuku pucat
    13. Takikardi
    14. perubahan jaringan epitel kuku, gangguan sistem neurumuskular
    15. disphagia dan pembesaran kelenjar limpa.
C.   Etiologi Anemia Dalam Kehamilan
Penyebab anemia pada umumnya adalah sebagai berikut :
  1. Kurang gizi (malnutrisi) seperti zat besi, asam folat, dan B12
  2. Kemampuan perombakan sel darah merah yang terlalu cepat
  3. Malabsorpsi
  4. Kehilangan darah banyak seperti persalinan yang lalu, haid dan lain-lain
  5. Penyakit-penyakit kronik seperti TBC paru, cacing usus, malaria.
D.   Patofisiologi Anemia Dalam Kehamilan
Riwayat alamiah penyakit merupakan gambaran tentang perjalanan perkembangan penyakit pada individu dimulai sejak terjadinya paparan dengan agen penyebab sampai terjadinya kesembuhan atau kematian tanpa terinterupsi oleh suatu intervensi preventif maupun terapeutik (CDC, 2010 dikutip Murti, 2010). Hal ini diawali dengan terjadinya interaksi antara host, agent, dan lingkungan. Perjalanan penyakit dimulai dengan terpaparnya host yang rentan (fase suseptibel) oleh agen penyebab. Sumber penyakit (agens) pada anemia ibu hamil diantaranya dapat berupa unsur gizi dan faktor fisiologis. Pada saat hamil, ibu sebagai penjamu (host).
Dari faktor faal atau fisiologis, kehamilan menyebabkan terjadinya peningkatan volume plasma sekitar 30%, eritrosit meningkat sebesar 18% dan hemoglobin bertambah 19%. Peningkatan tersebut terjadi mulai minggu ke-10 kehamilan. Berdasarkan hal tersebut dapat dilihat bahwa bertambahnya volume plasma lebih besar daripada sel darah (hipervolemia) sehingga terjadi pengenceran darah. Hemoglobin menurun pada pertengahan kehamilan dan meningkat kembali pada akhir kehamilan.
Namun, pada trimester 3 zat besi dibutuhkan janin untuk pertumbuhan dan perkembangan janin serta persediaan setelah lahir. Hal inilah yang menyebabkan ibu hamil lebih mudah terpapar oleh agen sehingga berisiko terjadinya anemia. Sedangkan, dari unsur gizi ibu hamil dihubungkan dengan kebutuhan akan zat besi (Fe), asam folat, dan vitamin B12. Keluhan mual muntah pada ibu hamil trimester 1 dapat mengurangi ketersediaan zat besi pada tubuh ibu hamil. Dan kebutuhan zat besi pada ibu hamil trimester 3 untuk pertumbuhan dan perkembangan janin juga membuat kebutuhan zat besi pada ibu hamil semakin besar. Padahal, zat besi dibutuh
E.    Klasifikasi
Anemia dalam kehamilan dapat dibagi sebagai berikut :
1.    Anemia defisiensi besi (62,3%)
2.    Anemia megaloblastik( 29,0%)
3.     Anemia Hipoblastik ( 8, 0%)
4.    Anemia hemolitik

F.    Gejala Klinis
Gejala anemia pada kehamilan yaitu ibu mengeluh cepat lelah, sering pusing, mata berkunang – kunang, malaise, lidah luka, nafsu makan turun( anoreksia), konsentrasi hilang, nafas pendek,( pada anemia parah), dan keluhan mual muntah pada hamil muda, palpitasi.
G.   Pemeriksaan Fisik
Inspeksi : konjungtiva, wajah pucat.
Palpasi : turgor kulit, capillary refill, pembesaran kelenjar limfa, tinggi fundus uteri, kontraksi uterus.
Auskultasi : auskultasi DJJ dan denyut jantung ibu
H.   Pemeriksaan Diagnostik.
Pada pemeriksaan laboratorium ditemui :
1) Pemeriksaan Hb Sahli, kadar Hb < 10 mg/%
2) Kadar Ht menurun ( normal 37% - 41% )
3) Peningkatan bilirubin total ( pada anemia hemolitik )
4) Terlihat retikulositosis dan sferositosis pada apusan darah tepi
5) Terdapat pansitopenia, sumsum tulang kosong diganti lemak

I.      Penatalaksanaan Anemia Pada Ibu Hamil
1)    Anemia defisiensi Zat Besi
Penatalaksaan : 
  1. Skrining rutin
a      Pada kunjungan awal, tanyakan tentang riwayat anemia atau masalah pembekuan darah sebelumnya.
b      Minta hitung darah lengkap pada kunjungaan awal.
c      Diskusikan pentingnya mengonsumsi vitamin prenatal (disertai zat besi).
d      Periksa ulang Ht pada 28 minggu kehamilan.
2.   Terapi anemia:
o   Terapi oral ialah dengan pemberian : fero sulfat, fero gluconat, atau Na-fero bisitrat.
o   Bila Hb <10 g/dl dan Ht <30%, lakukan tindakan berikut:
1)    Berikan konseling gizi.
(1)   Tinjau diet pasien.
(2)   Diskusikan sumber-sumber zat besi dalam diet.
(3)   Berikan kepada pasien selebaran mengenai makanan tinggi zat besi.
(4)   Rujuk ke ahli gizi.
2)    Sarankan suplemen zat besi sebagai tambahan vitamin paranatal. Kebutuhan zat besi saat kehamilan adalah 60 mg unsure zat besi.
1      Tablet zat besi time-release merupaka pilihan terbaik, namun lebih mahal. Setiap sediaan garam zat besi standar sudah mencukupi kebutuhan zat besi.
2      Minum 1-3 tablet per hari dalam dosis yang terbagi.
3       Zat besi diabsorbsi lebih baik pada keadaan lambung kosong. Minum 1 jam sebelum makan atau 2 jam sesudahnya.
4      Vitamin C membantu absorbs zat besi. Minum zat besi disertai jus yang tinggi vitamin C atau tablet vitamin C.
5      Antasid dan produk susu dapat mengganggu absorbsi zat besi
6      Lebih baik mengkonsumsi zat besi bersama antasid atau makanan daripada tidak mengkonsumsi sama sekali.
3)    Bila Hb <9 g/dl dan Ht <27% pertimbangkan anemia megaloblastik. Kelola pasien ini menurut panduan terapi anemia.
1      Bila kadar Hb <9 g/dl dan Ht ≤27% saat mulai persalinan, pertimbangkan pemberian cairan IV atau heparin lock saat persalinan.
2      Pemberian preparat 60 mg/hari dapat menaikkan kadar Hb sebanyak 1 g%/bulan. Efek samping pada traktus gastrointestinal relatif kecil pada pemberian preparat Na-fero bisitrat dibandingkan dengan ferosulfat.
3       Kini program nasional mengajukan kombinasi 60 mg besi dan 50µg asam folat untuk profilaksis anemia.
4      Pemberian preparat parenteral yaitu dengan ferum dextran sebanyak 1000 mg (20 ml) intravena atau 2 x 10 ml/im pada gluteus, dapat meningkatkan Hb relatif lebih cepat yaitu 2 g%. Pemberian parenteral ini mempunyai indikasi : intoleransi besi pada gastrointestinal, anemia yang berat, dan kepatuhan yang buruk. Efek samping utama ialah reaksi alergi, untuk mengetahuinya dapat diberikan dosis 0,5 cc/im dan bila tak ada reaksi, dapat diberikan seluruh dosis.
2)    Anemia Megaloblastik.
Penatalaksanaan
  1. Suplemen
1      Vitamin prenatal yang mengandung asam folat dan zat besi
2      Satu sampai dua milligram asam folat per hari untuk memperbaiki defisiens asam folat.
3      Suplemen zat besi, dengan pertimbangan bahwa anemia megaloblastik jarang terjadi tanpa anemia defisiensi zat besi.
1.    Konseling gizi
1      Kaji diet pasien
2      Rekomendasikan sumber-sumber asam folat dalam diet
3      Rujuk ke ahli gizi

2.    Hitung darah lengkap
    1. Ulangi hitung darah lengkap dalam 1 bulan.
    2. Perhatikan adanya peningkatan hitung retikulosit sebesar 3-4% dalam 2-3 minggu, dan sedikit peningkatan pada hitung Hb dan Ht.
    3. Anemia hemolitik didapat (acquired hemolytic anemia)
Penatalaksanaan
  1. Skrining: Pasien keturunan Afrika-Amerika yang mengalami anemia atau kerap mengalami infeksi saluran kemih (ISK) berulang harus menjalani skrining G6PD.
  2. Terapi
1      Resepkan 1 mg asam folat setiap hari.
2      Berikan daftar obat-obatan yang perlu dihindari.
3      Bila pasien hamil, lakukan kultur dan sensitivitas (culture and sensitivity, C&S) urine bulanan.
4      Konsultasikan dengan dokter bila pasien dalam keadaan krisis atau mengalami anemia berat.
3)    Anemia: Pernisiosa
Penatalaksanaan
  1. Kaji diet pasien terhadap produk hewani. Bila asupan dietnya kurang sumber-sumber vitamin B12 berikan konseling gizi.
  2. Berikan 1 cc (1000 ng) vitamin B12 parenteral per IM setiap bulan.
  3. Tawarkan rujukan ke ahli gizi.
  4. Ulangi hitung sel darah lengkap dalam 1 bulan.
1)      Kondisinya membaik bila
a      Morfologi normal
b      Kadar Ht meningkat
2)      Bila tidak ada perubahan, konsultasikan ke dokter.
4)    Anemia Sel Sabit
Penatalaksanaan
1      Programkan skrining sel sabit pada semua pasien Afrika-Amerika:
o   Bila uji negatif, kedua gen normal dan tidak ada masalah.
o   Bila uji positif, minta pemeriksaan elektroforesis hemoglobin.
o   Bila gen homozigot,pasien dianggap beresiko tinggi dan harus dirujuk ke dokter.
o   Bila gen heterozigot, pasien dianggap beresiko rendah dapat dikelola secara normal selama kehamilan dan persalinan.
2      Pertimbangkan kultur dan sensitivitas urine bulanan karena peningkatan resiko ISK selama kehamilan.
3       Beri konseling kepada pasien:
    1. Jelaskan kepada pasien mengenai sifat sel sabit yang dibawanya.
    2. Sarankan pemeriksaan ayah bayi. Bila gen ayah juga heterozigot, ada kemungkinan bayinya menderita penyakit ini.
    3. Rujuk pasien untuk konseling genetik bila perlu.














RESUME KEBIDANAN

A.    Identitas
Nama klien                  : Ny. Y  /Tn. R
Umur                           :22 tahun /24 tahun
Suku                            :Sunda /sunda
Alamat                         :jln.sadang serang
Agama                        : Islam /slam
Pendidikan                  : SMA   /SMA
Pekerjaan                    : IRT  /Buruh
Diagnosa Medis          : Anemia Berat
Tgl masuk                   :26   juli   2016
Tgl pengkajian             : 26  juli 2016  
B.    Keluhan utama
Ibu mengatakan pusing dan lemas
C.   Riwayat penyakit terdahulu
                     Klien tidak pernah menderita penyakit jantung, hipertensi, hepatitis, DM,anemia HIV/AIDS, campak malaria, TBC gangguan mental dan tidak pernah dioprasi.
   Riwayat kehamilan ini
D.   Riwayat Kehamilan
 Kehamilan yang pertama
Usia kehamilan 20 minggu.
E.    Riwayat Kesehatan
                         Keadaan umum ibu          : Lemas dan pusing
                         Kesadaran                        : Composmetis
                         Keadaan emosional          : Stabil/baik 
                   Tanda-tanda vital
                   Tekanan darah                 : 90/60 mmHg
                   Denyut nadi                      : 86 x/menit
                   Pernafasan                       : 16 x/menit
                   Suhu tubuh                       : 36,8oC
                   Tinggi nadan                    : 151 cm
                   BB sebelum hamil            : 42 kg
                   BB sekarang                    : 45 kg
                   Lila                                    : 21 cm
F.    Pemeriksaan fisik
Kepala
            Bentuk normal, kebersihan baik, rambut hitam, lurus dan panjang
Mata
            warna konjungtiva pucat, sclera warna putih
Telinga
            Bentuk normal, pendengaran baik
Leher
            Tidak ada pembesaran kelenjar tiroid, tidak ada pembengkakan kelenjar limfe dan tidak ada pelebaran vena jugularis
Toraks
            Tidak di temui bunyi nafas tambahan
Abdomen
            Terdapat srtiae lipide, dan ada linea nigra.
Ekstremitas
            Tidak ada oedema
Genetalia
            Tidak ada oedema dan tidak ada varises dan tidak ada tanda cedwek
G.   Pemeriksaan laboratorium
                         Darah                   : Hb sahli : 6,8 gr %
                         Urine : protein      : tidak dilakukan pemeriksaam
                          Reduksi               : Tidak dilakukan pemeriksaan

      I.  Assesment
Diagnosa               : G1P0A0, gravidarum 21 mg, dengan anemia berat
Dasar                    : Hb     : 6,8 gr %
KU ibu lemah, lemas  Konjungtiva : pucat dan telapak tangan pucat.                   
Kebutuhan            : Pemberian tablet Fe 90 tablet selama masa kehamilan
        Kolaborasi dengan dokter
        Konseling lebih lanjut
    II.        Planning
Ø  Memberikan penerangan tentang hasil pemeriksaan kehamilan bahwa kehamilan ibu berumur 21 minggu dengan anemia berat à ibu mengerti tentang kondisi kehamilannya. 
Ø  Memberikan obat Fe 1 x 1, Vit C 1 x 1, Kik 1 x 1 dan memberitahu ibu cara meminum Fe yaitu diminum dengan menggunakan air putih dan diminum sebelum tidur agar tidak menimbulkan mual à ibu berjanji minum obat yang diberikan.
 Memberitahu ibu tentang tanda bahaya kehamilan yaitu :
a      Perdarahan pervaginam
b      Sakit kepala lebih dari biasa
c      Gangguan pengelihatan
d      Pembengkakan pada wajah dan tangan
e      Nyeri abdomen.
f       Janin tidak bergerak sebanyak biasanya
Memberi imunisasi TT2 0,5cc
Ø  Menganjurkan ibu untuk mengkonsumsi makanan bergizi dan menu seimbang seperti :  nasi, sayuran, lauk pauk, buah dan susu à ibu akan mengkonsumsi makanan bergizi dalam menu seimbang.     
Ø  Menganjurkan ibu untuk banyak istirahat dan tidak melakukan aktivitas fisik yang berlebihan à ibu akan beristirahat dan tidak melakukan aktifitas fisik yang berlebihan.
Ø  Merencanakan kunjungan berikutnya yaitu tujuh hari berikutnya tanggal 5 Agustus 2016  à ibu berjanji akan datang tanggal 5 Agustus 2016





















PERAN BIDAN SEBAGAI EDUKATOR, ADVOKATOR, MOTIFATOR, DAN FASILITATOR DALAM KASUS ANEMIA PADA IBU HAMIL

Peran Bidan Sebagai Edukator
Kehamilan adalah masa dimana terdapat janin didalam rahim seorang wanita tindakan yang dapat dilakukan oleh bidan adalah sebagai berikut:
a      Memberikan konseling kepada ibu tentang pola istirahat yang baik agar ibu tidak mengalami Anemia
b      Memberikan nutrition education berupa asupan bahan makanan yang tinggi Fe dan konsumsi tablet besi atau tablet tambah darah selama 90 hari.
c      Selain itu, bidan juga dapat berperan sebagai konselor atau sebagai sumber berkonsultasi bagi ibu hamil mengenai cara mencegah anemia pada kehamilan.
d      Memberitahu  pada ibu tentang  tanda-tanda bahaya  kehamilan.
e      Memberitahu ibu tentang keluhan yang umumnya terjadi saat hamil dan cara mengatasinya.
f       Memberitahu ibu tentang perubahan tubuh selama proses kehamilan.
g      Memberitahu ibu tentang pentingnya menjaga personal higene.
h      Mengajarkan pada ibu senam hamil.
i       Selain itu, bidan juga dapat berperan sebagai konselor atau sebagai sumber berkonsultasi bagi ibu hamil mengenai cara mencegah anemia pada kehamilan

Peran BidanSebagaiAdvokator
1      Mengambil peran sebagai ujung tombak dalam bidang kesehatan, sosial dan ekonomi rumah tangga sehingga  dapat meningkatkan mutu sumber daya manusia,yaitu dalam rangka hidup sehat dan sejahtera.
2      Memberikan pengetahuan tentang tanda tanda anemia pada ibu hamil
3      menjadwalkan waktu untuk melaksanankan pemeriksaan ibu hamil
4      Mengadakan sebuah penyuluhan tentang pentingnya untuk memeriksakan kehamilan
5      Memberikan dukungan kepada ibu hamil untuk terus memperhatiakan pola makan dan pola istirahat serta menjaga kebersihan lingkungannya.

Peran Bidan Sebagai Fasilitator
1.    Memberikan asuhan dan tindakan pemeriksaan, pendidikan kesehatan dan segala bentuk pelayanan kebidanan tentang ibu hamil.
2.    Mengaktifkan kader dan posyandu balita atau pembentukan posyandu (jika belum ada) sebagai tenaga, sarana dan tempat dalam mempromosikan kesehatan.
3.    Memberikan bimbingan yang khusus kepada para petugas kesehatan untuk dapat bekerja sama dalam pencapaian sebuah target hidup sehat dan sejahtera.
4.    Memberikan pengarahan dan motivasi kepada ibu hamil dan keluarganya supaya tidak berlanjut pada komplikasi yang tidak diinginkan pada ibu dan janin. 
5.    Mendorong anggota masyarakat untuk mampu mengungkapkan pendapatnya dan berdialog dengan sesama anggota masyarakat, tokoh/ pemuka masyarakat, petugas kesehatan, serta unsur masyarakat lain.
6.    Bertanggung jawab serta dapat memecahkan setiap permasalahan yang ada di wilayahnya secara musyawarah bersama.
7.    Sebagai bidan setiap bulan melakukan pertemuan dengan kader dan tokoh masyarakat lainnya serta menjadi menjadi sebuah penghubung antara masyarakat dengan sarana pelayanan kesehatan.

Peran Bidan Sebagai Motivator
1      Memotivasi kader untuk dapat membantu mendeteksi adanya anemia pada ibu hamil di wilayahnya.
2      Memotivasi ibu hamil untuk memeriksakan kehamilannya secara rutin di tempat pelayanan kesehatan terdekat.
3      Memotivasi keluarga ibu hamil untuk selalu mendukung perawatan yang dilakukan pada ibu hamil untuk mencegah terjadinya anemia.
4      Memberikan motifasi dan memberikan pengetahuan tentang apa anemia itu dan apa dampak atau pengaruhnya terhadap ibu dan janin.
5      Memotivasi ibu untuk banyak memakan makanan yg banyak mengandung zat besi seperti telur, susu, hati, ikan, daging, kacang-kacangan, sayuran berwarna hijau, dan buah-buahan.
6      Memberikan asuhan kebidanan kepada klien selama kehamilan normal
7      Memberikan asuhan kebidanan kepada klien dalam masa persalinan dengan melibatkan klien/keluargaMengkaji kebutuhan asuhan kebidanan pada klien dalam masa persalinan.



1 komentar: